Sabtu, 12 Mei 2012

"Peta....????"


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan Peta? 
2.    Apa yang menjadi Syarat-syarat pada Peta?
3.    Bagaiamana Unsur-unsur pada Peta? 
4.    Apa jenis-jenis Peta
5.    Apa fungsi dari Peta?

C. Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian peta.
2.    Untuk mengetahui syarat-syarat peta.
3.    Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada pada peta.
4.    Untuk mengetahui jenis-jenis peta.
5.    Untuk mengetahui fungsi peta.

D. Manfaat
Adapun Manfaat penulisan makalah ini yaitu setelah selesainya penulisan makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan peta dan bagaimana menerapkan peta sebagai salah satu media pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian  Peta
Kata peta pasti sudah sangat familiar di telinga kita. Anda pasti sering melihat atau bahkan pernah menggunakan peta, tetapi mungkin Anda masih kesulitan untuk mendeskripsikan pengertian dari peta. Sebenarnya Anda tidak perlu menghafal definisi dari peta, cukup dengan melihat peta seharusnya Anda sudah bisa mendefinisikan peta.
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Sudahkah Anda memahami pengertian dari peta tersebut? Mudah bukan? Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama. Berikut beberapa pengertian peta dari para ahli.
1.  Menurut ICA (International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2.  Menurut Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
3.  Menurut Erwin Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4.  Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia (budaya).
Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari gambaran tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD, maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information system). Ilmu yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.

B. Syarat Peta
Setelah memahami benar-benar hakekat dari peta, tidaklah sulit untuk kemudian menelaah apa yang sebenarnya diperlukan sebagai syarat dari peta yang baik. Syarat peta yang baik mestinya :
1. Peta tidak boleh membingungkan
2. Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.
3. Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.
4. Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).
Adapun usaha memenuhi persyaratan peta. Supaya peta tidak membingungkan, peta dilengkapi dengan :
1.  Keterangan atau legenda;
2.  Skala peta;
3.  Judul peta (apa isinya);
4.  Bagian dunia mana.
Supaya mudah dimengerti atau ditangkap maknanya, digunakan :
1.  Tata warna;
2.  Simbol (terutama pada peta tematik);
3.  Proyeksi.
Sebuah peta harus teliti. Sehubungan dengan itu, perlu diingatkan bahwa tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta dan jenis peta, serta kesanggupan sekala peta itu dalam menyatakan ketelitian. Sebagai contoh :
1.  Jenis peta : Peta Penggunaan Tanah
2.  Tujuan peta : Memperlihatkan bentuk-bentuk pemanfaatan atau pengusahaan tanah oleh manusia.
3.  Skala peta : 1:50.000
4.  Yang harus teliti : Jenis-jenis penggunaan tanah apa yang dapat digambarkan dengan sekala peta tersebut. Jenis penggunaan tanah sekala 1:50.000 tentunya harus lebih teliti atau rinci dari jenis penggunaan tanah sekala 1:250.000 misalnya.

C. Unsur-unsur Peta
Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di atas, menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta yang baik.
Komponen peta terdiri dari :
1.  Isi Peta
Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan tentang perbedaan curah hujan , isi peta tentunya berupa isohyet.

2.  Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin di letakkan di kanan atas.
5. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.
6. Orientasi/tanda arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
7. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda.
9. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
a.  Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional.
b.  Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak.
c.   Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.
Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si pemakai dapat dengan mudah mencocokan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.
Kalau Anda perhatikan, pada sebuah peta banyak terdapat simbol-simbol. Berikut ini kita akan pelajari mengenai simbol-simbol berdasarkan bentuknya.
a.  Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut. Contoh: simbol titik.
b.  Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb. Contoh: simbol garis.
c.   Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa, hutan. Contoh: simbol luasan (area).
d.  Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak. Contoh: simbol aliran.
e.  Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya. Contoh: simbol batang.
f.      Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase. Contoh: simbol lingkaran.
g.  Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti isi (volume) makin kecil. Contoh: simbol bola
10. Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta.
Warna simbol ada 5 yaitu hijau, kuning,  coklat, biru muda dan biru tua.
11. Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan letering:
a.  Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta.
b.  Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
12. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.
13. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid system.
Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta.
Cara pembuatan grid yaitu, wilayah dunia yang agak luas, dibagi-bagi kedalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan seterusnya.
14. Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
a.    Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
b.    Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
c.    Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.
15. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
16. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan,sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.

D. Jenis-jenis Peta
Peta dikelompokan menjadi 5 bagian, yaitu:
1.  Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
Peta umum, yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a.  Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Pengg ambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
b.  Peta chorografi yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas
c.   Peta dunia yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
d.  Peta khusus (Peta tematik) yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.
2.  Peta Berdasarkan Sumber Datanya
a.  Peta Turunan (Derived Map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
b.  Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.
3.  Peta Berdasarkan Skala
a.  Peta kadaster (sangat besar) adalah peta yang berskala > 1: 100 sampai > 1: 5000. Contoh: Peta pertanahan
b.  Peta besar adalah peta yang berskala > 1: 5000 sampai > 1: 250.000. Contoh: peta kecamatan/kabupaten
c.   Peta sedang adalah peta yang berskala > 1: 250.000 sampai > 1: 500.000. Contoh: peta provinsi
d.  Peta kecil adalah peta yang berskala > 1: 500.000 sampai > 1: 1.000.000. Contoh: peta negara
e.  Peta geografis (sangat kecil) adalah peta yang berskala > 1: 1.000.000 ke bawah. Contoh: Peta benua/dunia
4.  Peta Berdasarkan Bentuk
a.  Peta datar, atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri
b.  Peta timbul atau peta steereometri
c.   Peta digital
d.  Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
e.  Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.
5.  Peta berdasarkan tingkat kedetailan
a.  Peta detail, peta yang skalanya > 1:50.000
b.  Peta semi detail, peta yang skalanya > 1:50.000
c.   Peta tinjau, peta yang skalanya > 1:250.000
E.  Fungsi Peta
Adapun fungsi dari peta yaitu :
1.  Menyeleksi data
2.  Memperlihatkan ukuran
3.  Menunjukkan lokasi relatif
4.  Memperlihatkan bentuk
5.  Peta sebagai Media Informasi
Peta merupakan media penyajian informasi bereferensi geografis dari suatu wilayah, dan peta dibuat untuk kepentingan orang lain, yaitu pengguna peta atau pembaca peta (map reader). Oleh karena itu, fungsi peta adalah memberikan informasi tentang suatu obyek kepada pengguna peta agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Dalam melakukan desain kartografi perlu difahami arti suatu informasi dan manfaatnya bagi pengguna peta. Tanpa memahaminya, sukar bagi seorang kartographer untuk membuat peta yang mempunyai nilai informasi (informatif). Banyak peta yang menyajikan informasi sesuai dengan tema petanya; tetapi apakah peta tersebut mempunyai nilai informasi, masih perlu dipertanyakan.
Contoh: Pembuatan peta vegetasi wilayah tertentu. Pengguna peta atau pembaca peta (map reader) akan bertanya: dimana lokasi hutan tersebut (keadaan fisik: dirawa, tanah kering datar atau berbukit/gunung; fungsi hutan: apakah terletak di hutan lindung, hutan produksi atau diluar kawasan) dan bagaimana kondisinya (hutan perawan, bekas tebangan, atau terdapat areal bukan hutan). Kejelasan informasi tersebut penting untuk pengguna peta, khususnya dalam memberikan perlakuan terhadap wilayah tersebut. Namun, karena berbagai keterbatasan (skala peta, tersedianya data dll.) tidak semua keinginan dan harapan pengguna peta terpenuhi.
Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu kejelasan, mana informasi utama dan mana informasi tambahan agar peta mudah difahami isinya. Dalam hal ini, informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
a.  Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan generalisasi).
b.  Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema peta. Apakah hutan perlu diklasifikasi atau distratifikasi. Apakah batas fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan ?
c.   Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi pokok dan ada relevansinya untuk dicantumkan dalam peta. Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit dirinci.
Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan karakteristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu banyak, maka petanya akan menjadi ruwet dan sukar dibaca; sedangkan kalau informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.
6.  Peta sebagai Sistim Komunikasi
Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu obyek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka cara penyampaiannya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistim komunikasi antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahannya adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan kedalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar.
Peta adalah untuk dilihat pada jarak pandang tertentu, yang kemudian dipelajari dan dikaji isinya. Apabila pembaca peta tidak memahaminya maka peta akan kehilangan arti dan fungsinya. Oleh karena itu, simbol harus dibuat dengan jelas dan tegas, dan antara satu dengan simbol yang lain harus dapat dibedakan dengan mudah. Perbedaan simbol-simbol dapat berupa: bentuk, ukuran (besar, lebar), ketebalan, kerapatan, warna dan gradasinya.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.  Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas.
2.  Syarat peta yang baik mestinya yaitu Peta tidak boleh membingungkan; Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta; Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya; Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).
3.  Komponen peta terdiri dari Isi Peta, Judul, Legenda, Orientasi/tanda arah, Nomor Peta, Skala, Simbol Peta, Warna Peta, Tipe Huruf (Lettering), Garis Astronomis, Grid, Inset, Garis Tepi Peta, Sumber dan Tahun Pembuatan.
4.  Jenis-jenis Peta yaitu Berdasarkan Isi Data yang Disajikan terdiri atas Peta umum, Peta topografi, Peta chorografi, Peta khusus (Peta tematik); Peta Berdasarkan Sumber Datanya terdiri atas Peta Turunan (Derived Map), Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan; Peta Berdasarkan Skala terdiri atas Peta kadaster (sangat besar), Peta besar, Peta sedang, Peta kecil, Peta geografis (sangat kecil); Peta Berdasarkan Bentuk terdiri atas Peta datar, atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri, Peta timbul atau peta steereometri, Peta digital, Peta garis, Peta foto; Peta berdasarkan tingkat kedetailan terdiri atas Peta detail, Peta semi detail dan Peta tinjau.
5.  Adapun fungsi dari peta yaitu menyeleksi data, memperlihatkan ukuran, menunjukkan lokasi relatif, memperlihatkan bentuk, peta sebagai Media Informasi, dan peta sebagai Sistim Komunikasi

B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dengan itu penulis mohon kritik dan saran kepada para pembaca, yang sifatnya membangun untuk masa depan selanjutnya, guna untuk lebih sempurna lagi dan lebih bermanfaat lagi, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.


DAFTAR  PUSTAKA

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers


0 komentar:

Posting Komentar